Telah paham kita tentang amal jariah, amalan yang tak putus, mengalir bagaikan aliran sungai dari hulu hingga hilir, bermuara kepada lautan yang maha luas.
Apakah amalan yang mengalir itu ?
Dari Anas r.a. diriwayatkan dalam Shahih Jami’ Al-Albani
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرَهُنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ (صحيح الجامع
sab’un (tujuh) yajrii (yang tetap mengalir) lil’abdi (kepada seorang hamba) ajrahunna (pahalanya) wa huwa (sekalipun dia) fii qabrihii (di dalam kubur) ba’da mautihi (setelah kematiannya) : man allama ilman (siapa yang mengajarkan ilmu), aw (atau) ajra (mengalirkan) nahran (sungai) aw hafara bi’ran (menggali sumur), aw gharasa nakhlan (menanam tanaman) aw banaa masjidan (membangun masjid) aw waratsa mushafan (mewariskan mushaf) aw taraka waladan (meninggalkan anak) yastaghfiru lahuu (yang memintakan ampun untuknya) ba’da mautihi (sesudah kematiannya).
Tujuh amalan itu adalah :
Orang berilmu yang mengajarkan ilmunya yang bermanfaat bagi manusia. Ilmu yang dimiliki seorang insan adalah pemberianNya, tidak ada yang menguasai sesuatu ilmu tanpa ijinNya. Maka sepantasnyalah orang berilmu membaginya untuk kemaslahatan umat.
Mengalirkan sungai disebut sebagai bentuk amalan tak putus pahalanya. Sebab dengan aliran sungai banyak makhluk yang dapat mengambil manfaat. Sejatinya Allahlah yang menggerakkan airNya di muka bumi ini, tetapi sumber-sumber air itu tersembunyi, dan dikaruniakanNya kepandaian kepada seorang hambaNya untuk dapat membendung dan mengalirkan air itu dalam sebuah aliran panjang.
Menggali (membuat) sumur adalah amalan yang juga tak putus pahalanya. Pembuatan sumur di daerah langka air sungguh bagaikan menurunkan hujan dari langit bagi makhluk di sekelilingnya.
Menanam tanaman yang kemudian hasilnya dinikmati oleh makhluk pun memberikan pahala yang tak terputus. Tanaman apa pun itu, sekalipun hanya rumput. Dengannya tanah dapat menahan air yang melimpah dari hujan yang tercurah dari langit, mencegah banjir dan luapan air di tempat-tempat yang rendah. Biji yang ditanam dan berkembang menjadi pohon yang daunnya rindang melebar, menjadi tempat bernaung dan sebagai tempat ternyaman untuk tidur-tiduran segala makhluk pada siang hari bolong.
Membangun masjid memang berat jika dilakukan seorang diri, terkecuali bagi yang diringankan Allah. Tetapi membangun masjid dapat dilakukan dengan melapangkan jalan menuju ke arah sana. Menyediakan tempat-tempat lapang untuk bersujud hamba-hambaNya.
Mewariskan mushaf (Al-Quran) dan buku-buku yang mengandung kebaikan dan ilmu adalah amalan yang senantiasa mengayakan pemberinya. AlQurannya senantiasa dibaca, dan menambah imani pembacanya. Buku-buku adalah sumur ilmu, menambah iman seseorang dan mendekatkanNya kepada Allah dengan kemakrifan.
Tidak ada yang paling berbahagia selain berjumpa dengan Allah dengan wajah berseri. Banyak sudah insan yang berangkat menuju negeri penantian, menunggu sangkakala ditiupkan oleh Isrofil. Dalam masa penantian itu berbahagialah dia akan amalannya yang tetap mengalir sebab meninggalkan anak yang memintakan ampun untuknya setelah kematiannya.
Allah telah meluaskan jalan-jalan untuk menabung amalan, maka seharusnya kita tidak merasa sempit karena dosa, dan tidak berputus asa dengan memilih jalan-jalan yang tidak diikhlaskanNya.
p/s : Itulah satu panduan buat kita wahai umat Islam. Jika yang kita tinggalkan itu membawa kebaikan dunia dan akhirat buat manusia, bahagianya kita di dalam kubur dan akhirat nanti.
Tetapi kalau kita meninggalkan ilmu yang menyesatkan manusia, umpamanya mengajar ilmu salah, haram dan syubhah, maka bersedialah kita menerima kemurkaan Allah di sana nanti.
Contoh :
1) Kita mati meninggalkan bawaan hiburan yang melalaikan manusia daripada mengingati Allah, dalam kubur kita akan terseksa selagi manusia mengikut dan menyambung perjuangan sesat kita itu.
2) Pernahkah kita mendengar kadang kala ada orang-orang yang mengatakan artis-artis (pelakon dan penyanyi) yang telah meninggal dunia, tidak patut kita terus memutarkan lagu atau menayangkan filem mereka kerana takut terseksa dalam kubur? (kecuali lagu-lagu nasyid yang membawa kita sentiasa mengingati Allah). Kenapa mereka berkata macam tu? takut terseksa? adakah salah sebenarnya pekerjaan artis-artis tu? Memanglah salah kerana lagu itu bersifat lagha (lalai), lakonan bersifat maksiat dan hiburan tak bermakna semata-mata, aurat terdedah, suara wanita adalah aurat, banyak lagi yang saya rasa anda semua pun tau berfikir...fikir banyak-banyak...fikirrrrrrr.......
3) Kita ajar orang ramai makan dan minum dari sumber yang haram dan syubhah, maka dalam kubur terseksa sangatlah kita selagi ramai yang mengikuti amalan kita tu.
Amalan kita di dunia ini bukan hanya sementara sahaja, malah ia akan dibawa hingga ke hadapan Allah setiap perbuatan kita itu, dan wajib dijawab!. Fikir lagi dan lagi dan lagiiiiiii......
No comments:
Post a Comment